KELOMPOK 4
Anggota: 1.Marsinta
uli
2. elan purwana
3.edo
PERTUMBUHAN FISIK REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan
pada setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali.
Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa) dalam
hidupnya, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang
dapat dikatakan masa yang paling indah, karena pada masa ini remaja mulai
merasakan hal baru pada dirinya, berkaitan dengan fisik maupun psikisnya.
Namun, masa remaja juga merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan
yang kurang baik. Hal ini dapat diakibatkan karena mereka suka mencoba hal-hal
baru yang belum tentu semua itu baik untuk mereka.
Pada
masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat struktural
maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan.
Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa
awal remaja, dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan
sikap dan perilaku. Perubahan tersebut merupakan salah satu dampak dari
pengalaman yang belum pernah dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering
terjadinya permasalahan ataupun ketidakseimbangan pada diri remaja.
Ketidakseimbangan inilah yang dapat memengaruhi pendidikan. Oleh sebab itu
makalah ini disusun untuk mengetahui dampak dari pertumbuhan fisik remaja dan
implikasinya terhadap pendidikan.
.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang disebut dengan pertumbuhan fisik remaja?
2.
Apa saja bentuk-bentuk perubahan fisik remaja?
3.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?
5.
Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?
6.
Apa saja upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan?
1.3
Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian
pertumbuhan fisik remaja.
2) Untuk mengetahui bentuk-bentuk
perubahan fisik remaja.
3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja.
4) Untuk mengetahui pengaruh
pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja.
5) Untuk mengetahui upaya pertumbuhan
fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertunbuhan Fisik Remaja
“
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau
ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya” (Mappiare, 1982:43).
“Pertumbuuhan pada umumnya terbatas pengertiannya pada perubahan-perubahan
struktural dan pisiologis (hal kerja pisik dalam pembentukkan seseorang secara
pisikologis dari masih berbentuk konsepsional (awal janin) melelui
periode-periode pre-natal (belum lahir) dan post-natal (setelah lahir) sampai
pada saat dewasa” (Mappiare, 1982:43).
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh
dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal
ini ditandai dengan datangnya mensturasi pada perempuan dan pada perempuan dan
mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu
(Fatimah, 2010:41). Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek individu.
Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal.
Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya
ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistim
kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan
tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan,
bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran
besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
Secara
umum, terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal
(12/13-17/18 tahun). Dalam jangka tiga atau empat tahun anak bertumbuh hingga
tingginya hamir menyamai tinggi orang tuanya. Pertumbuhan anggota-anggota badan
dan otot sering berjalan tidak seimbang. Bagi wanita mulai menunjukkan
mekar-tubuh yang membedakan dengan tubuh kanak-kanak. Dalam hal kecepatan
pertumbuhan, pertumbuhan remaja pria.
2.2 Bentuk-bentuk Perubahan Fisik
Remaja
Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan ukuran tubuh
Irama
pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum anak mencapai
taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan
bertambah tinggi 10 samapai 15 cm dan bertambah terutama nampak jelas pada usia
12-14 tahun; dimana remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan berat 5
sampai 10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus terjadi, tetapi dalam tempo yang
sedikit lebih lamban. Selama empat tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan
bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki
akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada
usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.
b. Perubahan proporsi tubuh
Ciri
tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh
tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak
seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui
sepenuhnya, sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi
orng dewasa . Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun bagian luar tubuh
anak.
c. Ciri kelamin yang utama
Pada
masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara sempurna.
Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur
14 tahun ketika pertama kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak
perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat
pertama kali mengalami menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat
perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum mampu untuk mampu
untuk mengandung. Masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
d. Ciri kelamin kedua
Ciri
kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya
putting susu, pinggul lebih lebar dariipada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar
alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri
kelamin kedua pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara
membesar, bahu melebar lebih besar daripada pinggul, timbul bulu dada dan bulu
di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih
kasar dan pori-pori membesar.
Ciri-ciri
kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan.
Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan
tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri kelamin yang utama dan
keduanya akan mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua
masa remaja.
2.3.Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
Fisik Remaja.
Adapun
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah sebagai berikut:
a)
Pengaruh keluarga
Pengaruh
keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor
keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang daripada anak lainnya,
jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan
membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa
anak. Pada setiap tahapan usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap
berat tubuh daripada tinggi tubuh.
b)
Pengaruh gizi
Anak-anak
yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit
lebih cepat mencapai masa remaja dibanding dengan mereka yang memperoleh gizi
buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian rupa,
sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
c)
Gangguan emosional
Anak
yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami terbentuknya steroid
adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal
demikian, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat
tubuh yang seharusnya.
d)
Jenis kelamin
Anak
laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan,
kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadi perbedaan berat
dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang
berbeda dari anak perempuan.
e)
Status sosial ekonomi
Anak-anak
yang berasal dari keluarga dengan status
ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
yang status sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi
kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin tidak akan dapat
memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara memadai.
f)
Kesehatan
Anak-anak
sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada
anak yang sakit-sakitan. Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak
mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah dalam arti makan tanpa
memerhatikan keseimbangan gizi dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi
sakit.
g)
Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk
tubuh mesamorf, ektomorf, atau endomorf akan memengaruhi besar
kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan
lebih besar daripada yang endomorf atau eksomorf, karena memang
mereka lebih gemuk dan berat.
2.4. Pengaruh Perubahan Fisik
Perubahan-perubahan
fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang terlalu
cepat akan membuat remaja merasa malu atau kurang percaya diri. Demikian pula
dalam menghadapi haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu
mengadakan penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.
Perubahan
fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini sering
menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja,
perubahan yang terjadi sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan
yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga
dan sering agak melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu
masa ini sering dinamakan sebagai masa negatif atau masa pancaroba. Pada saat
irama pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna maka akan
terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun
pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara
mereka melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa
bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah ia menjadi mudah tersinggung,
sangat pemalu, ada kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih
senang menyendiri, menentang otorita orang tua dan guru, mendambakan
kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di
rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa
dirinya tertekan dan tidak bahagia.
Karena
sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan
terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara
fisik sering merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan
berkurang, mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan
sebagainya karena tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih
banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak
remaja terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami proses
perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang terlalu memikirkan tepat atau tidaknya
kehidupan kelaminnya. Jika mereka memerhatikan teman sebayanya, kemudian
dirinya berebeda dari mereka maka akan muncul pikiran tentang normal tidaknya
dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan
kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak yang cepat dan lebih awal tumbuh sering
merasa khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan terlalu besar
dan tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh pendek sampai dewasa akan an
kehidupan merasa khawatir pertumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak akan
berkembang secara normal.
Apabila
tertinggal dari teman sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau kurang
berminat dalam kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka akan
menjadi dewasa. Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan kelaminnya juga
merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat seorang mencapai
remaja, dalam pikirannya telah terbentuk konsep mengenai wajar-tidaknya
kehidupan kelamin dalam penampilan seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman
si anak sehari-hari misalnya dari televisi, buku cerita, komik, atau dari
orang-orang disekelilingnya yang dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa
dirinya tidak wajar. Sayangngnya, konsep yang
telah terbentuk ini sukar sekali dihilangkan, bahkan mungkin dapat menetap
seumur hidupnya.
Salah
satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah pengaruh
jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan kepribadiannya.
Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu
yang sudah terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa
kasus tampak semakin parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang
paling menetap adalah dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya.
Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan pengaruh
pada anak laki-laki dan juga pada anak perempuan, bahkan pengaruh itu tidak
hanya terjadi di masa remaja, tetapi dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak
laki-laki yang mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih
menguntungkan, sedangkan bagi anak perempuan tidak sedemikian halnya.
Tinggi,
berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak
laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebayanya dari
kedua jenis kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat
terjadi pada anak gadis, ia akan memperoleh
sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering menimbulkan
pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam kematangan
kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra dirinya, merasa
kurang dihargai, dan sering diabaikan.
Hurlock
(1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:
a.
Ingin menyendiri
b.
Bosan
c.
Inkoordinasi
d.
Antagonis sosial
e.
Emosi yang meninggi
f.
Hilangnya kepercayaan diri
g.
Terlalu sederhana
2.5.Upaya
Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Pertumbuhan Fisik Yang Dialami Remaja
Dalam
batas-batas tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses
pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara
lain:
a)
Menjaga kesehatan badan.
Kebiasaan
hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga
kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit,
haruslah segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
b)
Memberi makanan yang baik.
Makanan
yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak
tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan pula
pertumbuhan anak.
Implikasinya bagi pendidikan adalah
perlunya memperhatikan faktor berikut:
a)
Menyediakan sarana dan prasarana
Faktor
sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada
anak. Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
b)
Waktu istirahat
Istirahat
sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru,
istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c)
Diadakannya jam olahraga bagi siswa
Pelajaran
olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olahraga yang
dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan
memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan
dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran mengenai
fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan kolektif,
perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok remaja
dapat terbentuk di sekolah seperti kelompok tim olahraga, tim kesenian,
pramuka, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik
remaja. Namun kadang kala remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok
yang membuat mereka menjadi remaja yang tidak baik menurut pandangan keluarga
maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang bernilai negatif tersebut seperti
ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Oleh
karena itu, pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai
positif oleh para guru di sekolah merupakan upaya positif untuk membantu para
remaja dalam pertumbuhan fisik mereka.
Pengembangan
kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani, dan pembiasaan hidup
bersih perlu diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler di
sekolah menengah. Pembentukan kelompok atas bimbingan guru merupakan kegiatan
yang dapat membentuk mereka untuk belajar secara bertanggung jawab. Maka pada
saat pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua,
sesungguhnya mereka telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan
bertanggung jawab. Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu
remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja,
seperti memberikan pengarahan kepada mereka berkaitan dengan pertumbuhan yang
dialaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh
dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”.
Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja meliputi;
perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri
kelamin kedua.Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar
yang menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya
dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik
atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif
bekerja.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah pengaruh
keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, kesehatan, pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa remaja sering memengaruhi sikap dan perilaku remaja itu
sendiri, seperti ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi
yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana.Upaya untuk
pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan yang baik dan menjaga kesehatan
badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat
memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar.
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya menyediakan sarana dan prasarana,
waktu istirahat, dan diadakannya jam olahraga bagi siswa.
3.2 Saran
Dalam upaya untuk membantu percepatan pertumbuhan fisik remaja,
diharapkan adanya sarana dan prasarana yang mendukung, baik di sekolah maupun
di rumah. Selain itu diperlukan pengawasan yang lebih terhadap seorang remaja
agar tidak terjadi penyimpangan perilaku pada mereka dan perlunya pengarahan
tentang pertumbuhan remaja dari orang tua dan pihak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan
Peserta Didik). Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa
Isawidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Mappiare , Andi. 1982. Psikologi
Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
_________. _______. Pertumbuhan Fisik Remaja, (online), http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-REMAJA, diakses pada tanggal 12 November 2010 pukul 11:11.
_________. 2010. Pertumbuhan fisik dan kesehatan remaja,
(online), http://okbip.blogspot.com/2010/04/pertumbuhan-fisik-dan-kesehatan-remaja.html
, diakses pada tanggal 14 November 2010 pukul 11:14.